Tabulampotku

Tuesday, December 17, 2013

Teknik Roasting Biji Kopi

Fakta yang menarik tentang kopi sebelum disajikan adalah adanya bermacam-macam pemanggangan yang menghasilkan warna yang berbeda-beda. Berikut adalah aneka macam pemanggangan kopi dari yang paling gelap ke yang paling cerah :

1. Spanish Very dark brown Warna mendekati hitam dan sangat mengkilat, nuansa batubara mendominasi, datar. Pemanggangan yang akan Anda dapatkan jika Anda membiarkan proses pemanggangan tanpa pengawasan.

2. "Italian" atau Dark French Warna coklat pekat dan sangat mengkilat, nuansa terbakar menjadi lebih jelas, tingkat keasaman hampir tidak ada. Sekalipun ada yang menyebutkannya berasal dari Italia, namun sebenarnya tidak demikian.

3. French Dark brown oily Warna yang dihasilkan dari pemanggangan ini adalah coklat yang berkilauan dengan adanya minyak, juga populer untuk espreso, nuansa terbakar kurang terlihat, keasaman telah berkurang. Body kurang mengalami intensifikasi dibandingkan dengan pemanggangan full city.

4. Light French, atau "Espresso" atau Vienna or Full City+ Warnanya coklat agak pekat dengan tetes-tetes minyak di permukaannya, pahit-manis lebih terasa, rasa karamel kental, keasaman hilang sama sekali. Sejenak sebelum terjadi crack kedua. Pemanggangan jenis ini menjadi ciri khas espreso Italia utara.

5. Full City Warnanya coklat medium dengan sedikit tetes minyak (hampir tidak ada). Pemanggangan ini baik jika Anda ingin mencoba sedikit variasi dalam karakter kopi dengan sedikit rasa pahit-manis. Crack pertama telah selesai. Sejenak sebelum terjadi crack kedua.

6. City, atau Medium Warnanya coklat medium. Pemanggangan jenis ini digunakan di sebagian besar daerah di Amerika Serikat bagian barat. Sama seperti pemanggangan full city, pemanggangan ini bagus jika Anda menghendaki variasi rasa pada biji kopi. Crack pertama telah dimulai, tetapi belum selesai.

7. American atau Light Medium light brown Pemanggangan jenis ini menjadi peraturan tradisional di Amerika Serikat bagian utara. Dengan adanya pemanggangan ini, perkembangan kopi dibatasi sehingga tidak dapat mencapai potensi optimalnya.

8. New England Moderate light brown Pemanggangan yang dapat dilakukan dengan biaya rendah dan biasa dipergunakan di Amerika Serikat bagian tengah. Rasa asam terasa lebih kuat.

9. Cinnamon Berwarna coklat cerah dan kering, nuansa asam sangat terasa.

10. Light Cinnamon Berwarna coklat sangat cerah, kering, dan memiliki rasa asam yang amat terasa.

Setelah Anda mengetahui variasi pemanggangan kopi, maka selanjutnya Anda dapat menentukan jenis pemanggangan yang sesuai untuk Anda. Atau jika Anda merasa bosan dengan karakter rasa hasil pemanggangan yang biasa Anda lakukan, Anda dapat mencoba yang lain.
Selain itu, jenis kopi yang Anda pilih juga harus disesuaikan dengan jenis pemanggangan yang tepat.
Pemanggangan merupakan tahapan krusial dalam menentukan cita rasa kopi yang dihasilkan. Profil hasil pemanggangan sendiri ditentukan oleh beberapa faktor penting. Perhatikan faktor-faktor berikut agar Anda mendapatkan profil pemanggangan yang Anda inginkan :

*Faktor pertama : Jenis Kopi Jenis kopi yang Anda pilih akan sangat mempengaruhi proses pemanggangan. Oleh karena itu, pastikan Anda sudah menyesuaikan metode pemanggangan dengan jenis kopi yang dipanggang.

*Faktor Kedua : Tempat asal kopi Tempat penanaman kopi akan berpengaruh terhadap tampilan hasil pemanggangan. Hasil panggangan lebih gelap dihasilkan dari kopi yang ditanam pada dataran tinggi dibandingkan dengan kopi yang ditanam di dataran yang lebih rendah.

*Faktor Ketiga : Pemrosesan Anda, ada beberapa macam pemrosesan kopi, seperti pemrosesan basah, kering, semi kering, kemudian ada juga kopi yang mendapat tahapan lanjutan seperti dekafeinasi dan penuaan kopi. Pastikan Anda tahu dengan pasti biji kopi yang Anda peroleh mengalami proses yang mana karena pemrosesan yang berbeda membutuhkan perlakuan pemanggangan yang berbeda.
Kopi yang diproses dengan metode kering-alami membutuhkan pemanggangan yang lebih gelap daripada kopi yang diproses dengan metode basah. Dengan demikian, keasaman kopi yang diproses dengan metode basah akan menonjol.

*Faktor Keempat : Kelembaban dan suhu Jika biji kopi Anda berada pada lingkungan dengan Kelembaban tinggi dan suhu rendah, Anda harus memanggang biji kopi Anda dengan waktu yang lebih lama.

*Faktor Kelima : Lamanya pemanggangan Anda harus mengawasi waktu yang dipergunakan untuk memanggang kopi karena lamanya waktu pemanggangan biji kopi memiliki efek yang signifikan pada rasa kopi yang dihasilkan. Profil pemanggangan sangat penting untuk mencapai rasa optimal dari setiap biji kopi. Kisaran waktu yang diperlukan dalam pemanggangan profesional adalah 11-20 menit. Untuk menghasilkan pemanggangan yang optimal, pastikan suhu dan kecepatan pemanggangan tetap stabil. Jangka waktu antara crack pertama dan kedua juga memegang peran yang sangat penting.

*Faktor Keenam : Metode pemanggangan Masing-masing metode pamanggangan akan mempengaruhi hasil akhir pemanggangan. Pemanggangan dengan energi gas menghasilkan hasil akhir yang berbeda bila dibandingkan dengan pemanggangan yang menggunakan mesin listrik. Pemanggangan dengan drum juga memberikan hasil berbeda dengan pemanggang udara, yakni hasil panggangan biji kopi yang body-nya lebih penuh namun dengan tingkat kecerahan yang lebih rendah dibandingan dengan pemanggang udara.

*Faktor Ketujuh : Umur biji kopi hijau Anda harus tahu bahwa semakin tua umur biji kopi, kandungan airnya akan semakin berkurang. Hal ini menyebabkan perbedaan struktur dan rasa ketika dipanggang. Aroma kopi yang dihasilkan banyak berkurang. Selain itu, kopi menjadi kurang pekat dengan keasaman yang lebih rendah.


Sumber: artikel Bpk.Harto Suputro
Praktisi dan ahli kopi di Indonesia

http://myforesthouse.blogspot.com/p/price-list-coffee-daftar-harga-kopi.html
Baca selengkapnya

KOPI LANANG ( PEABERRY COFFEE )

Kopi lanang yang dipasar internasional biasa disebut peaberry coffee, merupakan kopi spesialti yang bentuk bijinya berbeda dengan biji kopi pada umumnya. Lanang berarti laki-laki dalam bahasa Jawa, disebut demikian karena bentuk biji kopi ini tunggal dan bulat, tidak terbelah seperti bentuk biji kopi biasanya, disamping itu biji kopi lanang bentuknya lebih kecil.  Sebenarnya kopi ini bukan varietas baru, kopi lanang bisa dihasilkan oleh pohon kopi jenis robusta maupun arabika yang pada umumnya ditanam petani di Indonesia.

Menurut beberapa ahli, kopi lanang terbentuk dikarenakan : (1) penyerbukan yang tidak sempurna, karenanya  satu dari dua bibit didalam buah kopi menjadi puso, sehingga tersisa satu benih yang menempati ruangan pada buah kopi, biasanya terjadi pada penyerbukan bunga diujung cabang dimana putiknya sedikit rusak oleh terpaan angin atau gangguan serangga; (2) ketidak seimbangan pengiriman zat makanan pada saat pembuahan karena pohon mengalami stres, sehingga membuat pertumbuhan biji kurang sempurna; dan (3) kelainan genetika. Oleh karena itu, tidak ada pohon kopi yang 100% memproduksi kopi lanang, biasanya produksi kopi lanang berkisar 2–5% dari total produksi buah kopi keseluruhan. Sehingga untuk mendapatkan kopi lanang harus melalui proses yang tidak mudah, harus melalui proses penyortiran biji kopi  dari yang jumlahnya mencapai puluhan ribu biji kopi. Dikarenakan kelangkaan dan kerumitan penyortirannya tersebut yang membuat kopi lanang lumayan mahal harganya. 

Saat ini di Indonesia sudah ada beberapa perkebunan kopi yang mengembangkan produksi kopi lanang, diantaranya  PTP Nusantara XII Perkebunan Malangsari, di Kabupaten Banyuwangi, Propinsi Jawa Timur, yang beberapa kavling kebunnya sengaja di budidayakan khusus untuk menghasilkan kopi lanang, dimana pada areal tersebut serangga penyerbuk harus dikurangi dengan tujuan agar bunga kopi mengalami stres, sehingga menghasilkan buah dengan biji yang tidak normal.  Disamping cara tersebut, kopi lanang biasanya banyak dihasilkan dari pohon kopi yang sudah tua yang berumur 10 tahun keatas, dimana  bunga kopi di pohon kopi tua sering tidak mendapatkan penyerbukan yang sempurna, sehingga pohon kopi tersebut berpeluang menghasilkan biji kopi lanang terbaik.

Bagi penikmati kopi, citarasa seduhan kopi lanang begitu halus dengan aroma dan taste yang 3 kali lebih kuat dari biji regulernya, dengan kadar kafeinnya yang sangat tinggi sehingga menimbulkan efek tidak mudah mengantuk bagi yang mengkonsumsinya.  Disamping itu banyak orang yakin bahwa kopi lanang berkhasiat menambah tenaga ekstra dan vitalitas kaum pria,  namun hingga saat ini belum ada penelitian yang sudah membuktikan klaim tersebut.  Penelitian terbaru para ahli di Universitas Coventry, Amerika Serikat yang dipaparkan dalam pertemuan konferensi tahunan Society for Experimental Biology di Salzburg, Austria pada akhir bulan Juni 2012 lalu  mendapatkan bahwa senyawa kafein dapat memicu kekuatan otot yang berusia lebih tua, artinya kafein dapat berfungsi sebagai stimulan untuk menghasilkan kekuatan lebih.  Karenanya hasil penelitian tersebut mungkin dapat menunjang klaim akan khasiat kopi lanang, mengingat kopi lanang mengandung senyawa kafein yang lebih tinggi daripada kopi biasa.

                Para pakar kopi menyebut nutrisi dan senyawa aromatik yang terkandung dalam biji kopi lanang lebih kompleks, sehingga memiliki  aroma dan taste yang lebih kuat dari biji regulernya,  hal tersebut disebabkan nutrisi yang semula untuk 2 bibit dipakai untuk 1 bibit karena perubahan bentuk bijinya yang bulat dan lebih kecil. Apalagi selama ini kopi lanang lebih banyak ditemukan  pada pertanaman kopi di dataran tinggi, dengan ketinggian diatas 1.500 meter dari permukaan laut, seperti di perkebunan Malangsari PTPN XII  Banyuwangi yang mempunyai ketinggian 1.800 meter diatas permukaan laut. Pada umumnya, semakin tinggi daerah penanamannya temperatur semakin dingin, dimana kopi akan tumbuh lebih lambat dan menghasilkan buah kopi yang lebih kecil, padat dan lebih beraroma, sehingga  komponen aromatik yang terkandung didalamnya tumbuh dan terbentuk secara perlahan dan sangat padat membentuk citarasa yang khas.

                Disamping itu, citarasa yang khas dari kopi lanang dipengaruhi juga oleh proses penyangraiannya, Roast Magazine sebuah majalah khusus kopi yang terbit di Amerika Serikat melaporkan bahwa hasil sangrai kopi lanang lebih baik daripada kopi biasa, dikarenakan bentuk biji kopi bulat akan menghasilkan hasil sangrai yang lebih merata daripada kopi biasa yang bentuknya lebih gepeng, sehingga menghasilkan hasil seduhan yang mempunyai citarasa yang lebih enak daripada kopi regulernya.

Permintaan akan kopi lanang saat ini cukup meningkat, terutama di daerah wisata seperti di Pulau Bali, mengingat selama ini kopi lanang lebih diminati oleh para wisatawan asing yang mencari kopi ini  sebagai buah tangan ketika kembali ke negara asalnya. Adapun peminat kopi lanang di pasar lokal memang belum banyak, maklum jenis kopi ini belum terlalu dikenal masyarakat, nampaknya baru sebagian kecil saja masyarakat umum yang  mengetahui adanya kopi lanang, itu pun sebatas dari kalangan para penggemar kopi.
                Saat ini dipasar internasional selain kopi lanang  Indonesia, beredar juga kopi lanang yang diproduksi oleh negara penghasil kopi lanang lainnya seperti Brazil, Tanzania, Kenya, Kostarika, Jamaika, Kolumbia, Papua Nugini dan Kamerun. Walaupun demikian, Indonesia tak usah khawatir, citarasa kopi ibarat musik klasik yang tidak pernah membosankan untuk didengar, Indonesia adalah negara yang mempunyai agroekologi yang berbeda dengan negara-negara tersebut, sehingga  tentu citarasa kopi lanang Indonesia punya rasa khas dan berbeda dengan kopi lanang dari negara lain,  karenanya bagi para penikmat kopi,  citarasa kopi spesialti Indonesia akan tetap dikejar, mengingat pangsa pasar kopi spesialti memperlihatkan kecenderungan yang kian meningkat, terutama dengan bergesernya konsumen kopi biasa menjadi konsumen kopi spesialti seperti yang terjadi pada masyarakat di Amerika Serikat dan Uni Eropa

Berminat hubungi kami di 085269977555 atau 5CBBB1C7
atau Klik  : Daftar Harga kopi 45coffeeshop


Baca selengkapnya

KOPI TORAJA ( Kalosi Celebes Coffee )




Tana Toraja adalah sebuah kabupaten di pegunungan Sulawesi Selatan, berjarak 300 kilometer dari Makassar–  ibukota provinsi itu. Meski tak setenar Toraja, daerah-daerah di sekitarnya juga produsen kopi bermutu: Kalosi di Enrekang dan Mamasa.

Kopi Toraja sebagian besar ditanam di perkebunan kecil milik penduduk di lereng-lereng gunung. Orang. Toraja dikenal karena mampu memelihara tradisi yang sudah berumur ratusan tahun. Salah satunya adalah upacara pemakaman Rambu Solo’ yang mengundang wisatawan dalam dan luar negeri. Sama seperti pesta-pesta adat yang ritualnya sudah berlangsung turun-temurun, proses pengolahan kopi juga melalui tradisi yang berumur ratusan tahun.

Perjalanan kopi ini hingga bisa go international juga telah melalui proses panjang. Pada awalnya Pemerintah Kolonial Belanda mengetahui keberadaan “harta karun” ini. Mereka sempat membuka perkebunan kopi seluas 300 hektar dan menamainya Kalosi Celebes Coffee. namun tidak berlanjut. Lalu, dengan masuknya Jepang di Indonesia, biji kopi ini sempat diperkenalkan ke negara itu.

Baru kemudian pada 1973, sebuah perusahaan kopi Jepang — datang ke Indonesia menapaktilasi daerah pedalaman Ballokan, Tana Toraja yang merupakan perkebunan kopi bekas peninggalan Belanda. Mereka meyakini industri kopi Toraja akan bangkit kembali di dunia internasional jika prasarana di daerah itu dibenahi.
Pada 1976, terbentuklah kerjasama Jepang dan Indonesia : Toarco- Toraja Arabica Coffee dan dimulailah persemaian benih untuk rencana penanaman seratus hektar dan dipasarkan di Jepang dan sampai ke berbagai belahan dunia.
Kopi Toraja merupakan salah satu komoditi Kopi Arabika unggulan asal Toraja. Kopi Toraja memang telah terkenal sejak masa penjajahan Belanda di negeri ini. Tana Toraja adalah sebuah kabupaten di Sulawesi Selatan yang berada di daerah pegunungan. Toraja berjarak cukup jauh dari Kota Makassar (Ibukota Provinsi) yaitu sekitar 300Km. Sama halnya dengan -kopi di daerah lainya, kopi Toraja juga memiliki karakter yang khas, salah satunya yaitu kandungan asamnya rendah dan memiliki body yang cukup berat, kopi Toraja juga biasa dikenal dengan Kopi Celebes Kalossi. Kata “Celebes Kalossi” tersebut diadopsi dari nama kolonial Belanda untuk salah satu daerah di Sulawesi. Saat ini pemerintah daerah telah mengembangkan lahan seluas 1200 hektar untuk pengembangan kopi organic di Kecamatan Sesean dan Rindingallo di Toraja Utara dan beberapa tempat lainnya. Namun sangat disayangkan ekspor kopi Toraja tahun ini (tahun 2012) akan menurun bila dibandingkan dengan jumlah ekspor tahun lalu. Jumlah ekspor kopi Arabika asal Sulawesi Selatan periode Januari hingga Oktober tahun 2012 mencapai 1.150 ton. Sedangkan ekspor Januari hingga Oktober tahun 2011 mencapai 5.759 ton. Dari total ekspor kopi tersebut sebanyak 70 persen merupakan kopi Toraja.

Kopi Toraja memiliki citarasa : Excellent aroma and flavor, balance body and acidity, Caramel hints and long finish

Berminat hubungi kami di 085269977555 atau 5CBBB1C7
atau klik : Daftar harga kopi 45coffeeshop
Baca selengkapnya

KOPI FLORES BAJAWA


Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur, berada di ketinggian 1.700 meter di atas permukaan laut, menyuguhkan pesona alam nan asri di bawah hamparan kaki Gunung Inerie (2.245 mdpl). Hamparan hutan kopi arabika organik dengan ketinggian 1 meter hingga 3,5 meter tersebar di beberapa titik di Kecamatan Golewa dan Bajawa.
Bajawa, ibu kota Kabupaten Ngada, berasal dari kata bha artinya ’lembah’, ’kuali’, dan jawa artinya ’sejahtera’. Bhajawa: lembah kesejahteraan. Bajawa berada di lembah, diapit gunung dan bukit.
Kota itu dibangun pada 1958 sebagai onder afdeling Ngada bersamaan dengan pembentukan Provinsi Nusa Tenggara Timur yang memisahkan diri dari Provinsi Kepulauan Sunda Kecil (Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur). Suhu udara 15-30 derajat celsius. Saat siang hari pun suhu udara tetap dingin.
Wilayah ini memiliki tradisi budaya dan adat-istiadat yang kuat, mendorong kehidupan masyarakat Ngada dijiwai tradisi itu. Reba, ritual adat terbesar, menjiwai seluruh ciptaan alam, pembaruan kehidupan, rezeki, dan kekuatan.
Di sekitar Gunung Inerie dikembangkan tiga jenis tanaman perkebunan tradisional, yakni kelapa, kemiri, dan kopi robusta. Pada 1990-an diperkenalkan cengkeh, cokelat, dan vanili, tetapi tidak berkembang.
Buku Masyarakat Tradisional Ngada yang ditulis Piet Orinbao SVD (1982) menyebutkan, masyarakat agraris Ngada yakin, arwah leluhur sangat berpengaruh dalam aktivitas perkebunan (pertanian). Unsur magis tidak terpisahkan dari keberhasilan di bidang itu. Pantang bagi mereka melakukan tindakan melanggar moral sebab diyakini akan gagal panen.
Lahan yang luas dengan hasil melimpah dan berkualitas diyakini diberkati leluhur. Jika tanaman direstui, tidak akan diganggu pihak luar.
Arabika organik
Kopi arabika di Ngada mulai dibudidayakan tahun 1977. Kala itu Pemprov NTT membeli 4 kg bibit kopi propelegitim dan 4 kg bibit kopi arabika dari Jember. Propelegitim disemaikan di halaman kantor Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan Ngada, sementara bibit kopi arabika disemaikan di perkebunan misi Katolik Malanuza, Boawae, 30 kilometer arah timur Ngada. Di sana terdapat sekolah pertanian menengah atas.
Pada masa Bupati Matheus John Bey (1978-1988), kopi arabika dikembangkan di Kecamatan Golewa dan Bajawa. Dua kecamatan ini berada di atas 1.000 mdpl, cocok dengan sifat arabika.
Luas tanaman kopi di Indonesia 1.302.043 hektar (ha), meliputi robusta 1.191.557 ha (91,05 persen) dan arabika 110.486 ha (8,95 persen). Sumatera memiliki lahan kopi 571.421 ha, Jawa 365.124 ha, Sulawesi 219.381 ha, dan NTT 146.117 ha. Kopi ini berupa perkebunan rakyat, perkebunan besar swasta, dan negara.
Kopi arabika kini jadi tanaman favorit di Ngada. Mereka meyakini kopi ini telah direstui leluhur dan tidak akan digerogoti atau tersaingi. Budidaya kopi itu diutamakan organik sehingga menambah keistimewaan sehingga terus diincar.
Pengusaha di Amerika Serikat (AS) memesan 1.000 ton kopi arabika bajawa dalam bentuk biji melalui PT Indokom Citra Persada pada 2011. Namun, petani baru mencukupi 300 ton.
”Pengusaha kopi AS datang langsung ke Bajawa melihat pengolahan kopi arabika organik ini. Mereka tahu, kami sama sekali tidak pernah menggunakan pupuk kimia. Seluruh pengolahan dari pemetikan sampai menjadi bubuk tetap memperhatikan selera pasar internasional,” kata Ketua Unit Pengelolaan Hasil (UPH) Fa Masa, Vincent Loki, pertengahan April lalu.
Pesanan pun datang dari Jerman, Inggris, Belanda, Australia, dan Filipina. Setiap negara memesan 1.000-2.000 ton, tetapi belum terlayani. Bahkan, Filipina memesan 2.000 ton kopi bubuk dengan harga Rp 170.000 per bungkus, ukuran 0,5 kg.
Modal usaha kelompok UPH terbatas, perluasan lahan pun terkendala. Pemkab Ngada mengalokasikan dana Rp 14 miliar (2011) untuk 14 UPH, tetapi jumlah itu belum cukup.
Ngada adalah penghasil utama kopi di NTT dengan luas lahan 6.147 ha, terdiri dari 5.351 ha arabika dan 796 robusta. Produksi kopi arabika 500-700 kg gelondong merah per ha.
Kopi arabika organik adalah salah satu potensi daerah dengan penduduk 287.312 jiwa itu. Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan Ngada Korsin Wea mengaku, cita rasa kopi arabika bajawa menempati peringkat pertama nasional pada 2010. Meski di Flores masih ada kopi di Manggarai dan kopi di Hokeng (Flores Timur), kopi bajawa tetap memiliki keistimewaan, keunikan, dan kekhasan karena berada di atas 1.000 mdpl. Debu vulkanik Gunung Inerie membuat aromanya lebih harum dan menyengat.
Dalam indikasi geografis, kopi ini bernama Arabica Flores Bajawa (AFB). Keunggulan lain, seperti mudah tumbuh, cepat berproduksi, usia produksi sampai 20 tahun, kapasitas produksi 4-5 kg gelondong merah per pohon, dan digemari, menyebabkan harga jual relatif tinggi dan stabil.

Kopi Flores Bajawa memiliki citarasa : heavy body, sweetness, chocolate, and tobacco notes

Harga Retail : Roast Bean  21.000/100gr
                        Powder      22.000/100gr
Harga Partai : Green Bean  90.000/kg
                        Roast Bean  185.000/kg
                        Powder        195.000/kg
Berminat hubungi kami di 085269977555 atau 5CBBB1C7
atau klik daftar harga kopi
Baca selengkapnya

KOPI WAMENA PAPUA



Wamena adalah sebuah kota kecil yang terletak di lembah pegunungan Jayawijaya, Papua, Indonesia. Iklimnya sangat dingin dengan suhu antara 15 sampai 20 derajat celcius. Penduduk kota Wamena terdiri dari penduduk asli wamena dan penduduk pendatang dari berbagai Pulau di Indonesia, yaitu dari Jawa, Sumatra, Sulawesi. Suku pendatang yang paling banyak di Wamena adalah Suku Jawa, Toraja, Batak, Bugis, dan Makassar. Para pendatang pada umumnya bekerja sebagai pegawai negeri, pegawai swasta, pengusaha, dan pedagang. 
Kota Wamena hanya dapat dijangkau dengan menggunakan pesawat udara dari Bandara Sentani, Jayapura dengan waktu tempuh 45 menit. Maskapai penerbangan yang melayani rute Jayapura - Wamena adalah Merpati, Trigana, dan pesawat kecil Jenis Pilatus yang dikelola oleh Misi. 
Hasil bumi yang paling banyak adalah Kopi Arabika, Umbi-umbian, dan Sayur-sayuran.

Kopi Arabika Wamena merupakan salah satu kopi produk Indonesia yang sudah mulai dikenal di seluruh Indonesia dan manca negara. Kopi Arabika Wamena tumbuh di lembah Baliem pegunungan Jayawijaya Wamena tanpa menggunakan pupuk kimia, sehingga kopi Arabika Wamena merupakan kopi Organik karena tumbuh subur secara alami. Para petani kopi dibina langsung oleh Pemerintah Daerah dari Dinas Perkebunan dan Tanaman Pangan Wamena dan juga dibantu oleh Amarta dari Amerika untuk mengolah hasil panen kopi mereka.
Sejak Tahun 2008, kopi Arabika Wamena telah diekspor ke Amerika Serikat sampai sekarang. Pemerintah Daerah terus memperkenalkan kopi Arabika Wamena Papua dengan mengikuti  pameran hasil pertanian di berbagai kesempatan pameran di Indonesia, khususnya di Jakarta.
Untuk mendukung pemerintah dalam rangka memperkenalkan Kopi Arabika Wamena Papua ke seluruh Indonesia, maka kami sebagai penduduk kota Wamena turut memasarkan Kopi Arabika Wamena dengan harapan Kopi Arabika Wamena dapat dinikmati oleh masyarakat pencinta dan penikmat kopi di berbagai warung kopi atau pun cafe di seluruh Indonesia.
Kopi Arabika Wamena Papua memiliki aroma dan cita rasa yang khas dibandingkan dengan cita rasa kopi Arabika yang lain.
      Kelebihan Kopi Arabika Wamena :
-                           - Tumbuh di daerah pegunungan Jayawijaya Wamena dengan ketinggian 1.600 m di atas  permukaan laut.
-                            - Tumbuh subur secara alami tanpa menggunakan pupuk kimia.
-                           -  Memiliki aroma dan cita rasa yang khas
-                  - Dapat digolongkan Kopi Organik berdasarkan proses pertumbuhan secara alami.
-                          Tidak terasa asam karena memiliki kadar asam yang rendah sehingga aman diminum bagi semua orang.

Kopi Papua memiliki citarasa : heavy body, chocolate, earth, and spicy finish

Berminat hubungi kami di 085269977555 atau 5CBBB1C7
http://myforesthouse.blogspot.co.id/p/price-list-coffee-daftar-harga-kopi.html
Baca selengkapnya

KOPI ACEH GAYO



Gayo adalah salah satu produsen kopi terbaik di dunia. Nama Gayo sendiri merupakan nama dari suku di Aceh. Suku Gayo dahulu kala berada di bawah kerajaan Linge. Sayangnya, pemerintah setempat tidak memberikan perhatian terhadap sisa peradaban kerajaan Linge yang masih bisa dilihat di Gayo Lues.
Wilayah yang didiami masyarakat Gayo, seringpula disebut sebagai 'negeri di atas awan'. Sebutan 'negeri di atas awan' muncul karena ketika mendung datang, maka kumpulan awan akan menyelimuti hampir seluruh dataran tinggi Gayo, yang berada di deretan Bukit Barisan. Ketika itulah dataran Gayo pun akan terlihat berada di atas awan.
Posisinya yang berada di kelilingi oleh deretan Bukit Barisan, membuat wilayah Gayo diselimuti hawa sejuk, udara yang bersih, dan pemandangan alam yang indah. Keberadaan sebuah danau di tengah-tengah kota Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, membuat pesona alam Gayo memukau siapapun yang memandangnya.
Gayo memiliki perkebunan kopi terluas di Indonesia yaitu dengan luasan sekitar 94.800 hektar. Luas tanaman kopi di Kabupaten Aceh Tengah mencapai 48.000 hektare, Bener Meriah 39.000 hektare, dan 7.800 hektare di Kabupaten Gayo Lues.
Aceh Tengah merupakan daerah penghasil kopi Gayo terbesar di Aceh, dengan prosentase produksi kopinya sebesar 57,5%. Setelah itu, wilayah Bener Meriah dengan menyumbangkan hasil kopi 38,7%, dan Gayo Luwes hanya 3,8%.
Hamparan perkebunan kopi Gayo, akan terlihat dari atas pegunungan, di bagian timur kota Takengon, kabupaten Aceh Tengah. Pohon kopi arabica di perkebunan rakyat Gayo ditanam secara tumpang sari dengan tanaman lainnya seperti, lamtoro, jeruk, pisang dan sebagainya. Fungsi utama tanaman tersebut adalah sebagai peneduh tanaman kopi dan menahan erosi.
Meski nama kopi Gayo masuk sebagai salah satu kopi specialty terbaik di dunia, namun di pasaran kopi dalam negeri, kopi Gayo kurang dikenal. Kebanyakan konsumen kopi Indonesia, justru mengenal nama kopi Aceh Ulee Kareng dan kopi Solong. Produk-produk kopi tersebut pun disukai masyarakat, karena bahan kopinya merupakan campuran antara arabica dengan robusta. Sementara kopi Gayo, berbahan murni kopi arabica terbaik.
Dalam cupping score (penilaian rasa) terhadap kopi Gayo, yang dilakukan oleh Specialty Coffee Association of America (SCAA- Asosiasi Kopi Spesialty Amerika), kopi Gayo memperoleh nilai/ score 85. Nilai ini tinggi untuk penilaian cita rasa kopi, sehingga kopi Gayo memang layak disebut sebagai kopi specialty.

Kopi Aceh Gayo bercitarasa : medium smooth body, sweet & spicy artinya

kekentalan yg pas dengan tipe rasa “Exotic taste ” yakni cita rasa perpaduan rempah dan buah-buahan

Harga Retail : roast bean 21.500/100gr
                             powder       22.500/100gr
Harga Partai : green bean  120.000/kg
                             roast bean 185.000/kg
                             powder       195.000/kg

Berminat hubungi kami di 085269977555 atau 28261BD4

http://myforesthouse.blogspot.co.id/p/price-list-coffee-daftar-harga-kopi.html





Baca selengkapnya
/*tambahan lagi*/